Jumat, 23 Mei 2014

we Call "those things" UKHUWAH

malam itu sedu-sedan mengakhiri sekaligus menyempuranakan hari yang begitu sempurna dari sang Khalik. berpikir akan "menyelamatkan diri dan hati" yang begitu penuh ego beberapa minggu yg telah berlalu. begitu  "rindu" itu ucapnya malam itu! berpikir kembali kebelakang akan rindu apa yang dia cari? rindu apa yg tertinggal? rindu mana yg telah pergi?
semua terjawab sudah, merindukan celoteh teman, merindukan gurauan, rindu akan nasehat, rindu berdiskusi mulai dri hal yg penting hingga masalah "umat".
berpikir sebagai penghianat yang meninggalkan rekan di medan "jihad" tak sesederhana yang kita pikirkan. berpikir akan masalah pribadi ketika khilaf bahwa semua pribadi memiliki masalahnya sendiri-sendiri. berpikir akan nyanman dengan ruangan "pribadi" dengan buku dan notebook, berkhilah akan lelah dan merindukan masa dimana hidup hanya "pintu-kepintu".
ternyata setelah  sujud panjang, bukan penghianatan akan teman yang disesalkan , namun berkhianat pada diri sendirilah yang menghantui.
setidaknya malam itu, satu hal yang lupa terlupakan muncul kembali"BAHAWA SETIAP MANUSIA TELAH MEMILIKI HIDUP, CARA HIDUP, DAN KEHIDUPANNYA SENDIRI YANG TELAH DI UKIRKAN SANG KHALIK SEJAK GARIS TANGANNYA TERBENTUK DALAM RAHIM IBUNDA"
kita perlu minimal 4 pelukan setiap hari untuk "hidup" 8 pelukan sehari untuk "ketenangan dan bahagia".
setiap kali teringat akan hal itu, satu-satunya rumah di "duniakampus" yang kerap menjadi sasaran adalah WISMA AMANAH 1.
setelah "berjihad", berkelana, mengaku salah, menyirami iman yang hampir gersang, berperang maka rumah itu selalu penuh pelukan, bahkan terkadang hanya dengan pelukan dan rekan2 semua akan terasa ringan...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar